Mungkin ini tergolong pagi aku menulis.
Sekitar pukul 03.20 AM. Melihat kertas kalender yang ku print seadanya dari template word untuk memastikan task dan list to do yang aku kerjakan. Juga ada undangan pernikahan teman yang harus ku sebar. Hanya melihat beberapa sudut dari mejaku, aku tiba tiba memikirkan sesuatu. Mungkin ini efek otakku kosong dan membunuh waktu hingga subuh. Dan aku berharap jangan dianggap ini sebuah kegalauan ya. Ini hanyalah imajinasi-imajinasi yang tiba-tiba ingin aku tulis dalam bentuk kata-kata yang mungkin terjadi dalam sebuah
relationship.
Tentang Kenangan.
Semua orang punya kenangan. Kalau diartikan dengan baik sesuai dengan kamus mungkin bermakna sesuatu yang membekas dalam ingatan. Itu berarti kenangan adalah sesuatu yang telah terjadi. Sesuatu yang ada di masa yang tidak sekarang
which is masa lalu. Tetapi tidak selamanya masa lalu menjadi kenangan. Itu menurutku secara pribadi karena kenangan bersifat membekas dan tanpa diingat pun sudah bisa terlintas sejenak di pikiran.
Aku melihat ke kalenderku kembali. Januari 2018 sudah hampir berakhir. Karena setidaknya kenangan itu tidak melulu soal baik, dia juga bisa menjadi buruk. Yaps, kenangan buruk. Jika bisa ditimbang dengan timbangan waktu, kenangan di bulan ini hampir lebih banyak buruknya. Dan aku bersyukur akan itu. Setidaknya bulan di awal tahun aku sudah di beri pelajaran. Membuat otakku bisa berlarian untuk mengejar agar beberapa masalah lekas ku selesaikan. Eh stop. Ini bukan curhat tentang masalah. Mari kembali lagi ke topik.
Kenangan.
Beberapa jam yang lalu juga aku menghapus sebuah aplikasi sosial media yang memiliki icon warna merah. Semoga ada yang tau itu apa.
Aku menghapusnya secara tiba tiba. Belum juga aku membuka nya kembali. Secara spontan aku klik tombol uninstall. Hmm, sedikit klise tetapi ternyata setelah aku sadari,
kenangan yang menurut kita baik belum tentu itu menjadi baik pula untuk orang lain. Ya tentu paham dong, di jaman sekarang kenangan sepertinya mudah untuk diingatkan kembali. Di aplikasi yang baru saja aku hapus, ada notifikasi kejadian beberapa tahun lalu kemudian ditampilkan. Hmm, kenapa selalu keluar dari topik ya. Haha.
Kalimat yang aku maksudkan tadi mungkin berlaku jika ada orang yang
ego terhadap sebuah hubungan.
Sebuah contoh percakapan konyol (FIKSI nih) yang tiba-tiba muncul di otakku:
Pria : "ah masak kamu ga inget sih, itu kan film yang kita tonton. Itu lo, CIVIL WAR" (note: ini penulis alias aku, asal ketik aja nama filmnya)
Wanita : "aku ga inget sama sekali tuh"
*Keduanya hening. Baru disadari beberapa saat*
Wanita : "itu kan.. kita belum kenal"
*jediaaarrr. wkwkwkwkw*
Then, pria merasa bersalah dan meminta maaf.
Padahal nih kalau dipikir-pikir lagi, buat apa pria itu minta maaf. Itu adalah kenangan dia. Cuma kalau kejadian nya kayak yang aku imajinasikan diatas ya bakalan
awkward deh. Eh tambahan deh, kali aja nyambung.
Wanita : "aku liat kamu check in nya itu sama mantan mu"
HUAHAHAHAHAA.
AWKWARD to the max.
OH NO. Ada yang pernah punya kejadian seperti itu ya ? Atau mungkin kejadian-kejadian ga sengaja ingat ternyata itu nyambung-nyambung gitu sama kenangan orang lain yang ternyata kurang baik ? Dan masih banyak percakapan yang diotakku cuma belom sanggup untuk mengetiknya.
Well, I have a suggestion.
Buat pihak yang ego ataupun siapapun yang bermasalah dengan masa lalu seseorang.
Pada dasarnya,
Otak itu diciptakan untuk mengingat. Bukan untuk melupakan. Betul tidak?
Sehingga, menurutku secara pribadi, justru ciptakan kenangan kenangan baru yang lebih tak terlupakan untuk menutup dan perlahan mengganti kenangan yang lampau. Walaupun tidak sepenuhnya hilang, tetapi setidaknya dalam prioritas ingatan, kenangan yang lebih berkesan akan diingat lebih dahulu.
Ibaratkan sebuah susu putih dan pewarna. Susu putih adalah sebuah otak yang bertugas untuk mengingat kenangan. Lalu pewarna biru adalah kenangan masa lalu dan pewarna merah adalah kenangan masa sekarang. Tidak mungkin kita bisa menghilangkan warna biru yang terlanjur tercampur pada sebuah susu putih. Pewarna merah hanya bisa menciptakan kenangan baru yang mungkin akan mengganti. Jadilah warna ungu. Berubah warna memang. Tetapi perlu diingat, ungu tidak akan terjadi tanpa adanya warna biru. Warna biru masih ada sisa sisa yang mungkin akan mudah muncul dominan tapi percayalah perlahan itu akan memudar menjadi ungu. Dan terus menerus kemungkinan akan berubah menjadi merah jika kenangan merah selalu ada. :)
Kalimatnya susah dimengerti ya. Maklum ini ketika aku ketik di baris ini, jam menunjukkan pukul 4:10 dan subuh masih belum waktunya tetapi mata sudah sayu ingin berkatup.
Oh ya, tips tadi sudah saya praktekkan lo.
InshaAllah emang it works! Dan btw, sudah ada suara ngaji dari masjid. Its time to prepare for Subh.
Babaaaay.
Selamat mencoba ;)
(susi octalana)