Perjalanan seseorang buat mencari ga pernah berhenti. Pernah juga lama terhenti pada satu titik karna dianggap sebagai zona aman untuk berhenti. Tetapi ternyata lama kelamaan akan terasa bahwa zona itu paling bahaya untuk ditinggali.
Membaca kalimat ringan ini,
"Aku benar-benar buta.
Tuli.
Dan bisu.
Aku tidak bisa melihat, dan mendengar apa yang benar-benar kamu rasakan. Yang aku lakukan hanyalah diam membisu. Tak bergerak hati ini untuk menanggapinya dengan serius."
membuatku menganggapnya sebagai alat cambuk bahwa tak selamanya seseorang bisa berjalan dengan keinginan dan tujuan yang sama. Dengan begitu apakah aku bisa marah? Pasti. Aku marah merasakan rasanya disia-sia kan setelah sekian lama. Cuma aku bisa apa. Sama sama manusia. Dengan pikiran yang abstrak dan berbeda. Menghela nafas panjang...
Belajar dulu yang giat.
Baca buku,
satu buku, dua buku, tiga buku,
sepuluh buku, dua puluh buku, tiga puluh buku,
Lihat dunia di sekelilingmu dengan pikiran yang adil.
Berikan keburukan di setiap kebaikan yang kamu lihat,
dan berikan kebaikan di setiap keburukan yang kamu lihat.
Sadarilah bahwa hitam adalah abu-abu yang sangat gelap dan putih adalah abu-abu yang sangat terang.
Mengertilah sekitarmu,
maklumilah sekitarmu.
Maka,
ketika seseorang menamparmu,
kamu tidak marah,
tetapi khawatir akan orang tersebut dan bertanya, "Ada masalah apa?"
ketika seseorang memakimu,
kamu tidak marah,
tetapi menyimak dengan seksama sembari kamu bersiap untuk memperbaiki diri.
Ketika kamu tidak lagi melihat dunia hanya dengan matamu,
ketika kamu mulai melihat dunia dengan matamu dan orang-orang di sekitarmu,
datanglah kepadaku.
Kemudian kita berbincang,
tentang diri kita, tentang dunia, tentang ide-ide dan imajinasi-imajinasi yang terpendam,
kamu kuajari,
aku kauajari,
menjadi teman,
menjadi sahabat.
Mengutip kalimat seorang stranger di internet (PalakieNevermore)
Sehingga, pengakhir kalimatmu tentang hari yang telah berlalu aku anggap sebagai awal kita memulai masing masing jalan kita. Aku menemukan perhentian baru sedang kamu dengan duniamu yang lalu.
"Sekali lagi, dengamu aku banyak belajar berbagai hal. Terima kasih atas segala kebaikan-kebaikan yang mungkin belum bisa aku balas. Namun aku yakin Sang Maha Penyayang tidak akan berdiam diri. Aku percaya itu."
Bye the old me, eh no no.
Hai the old me, are you ready to change to be the new one?
:)
Pssstt, blogging again. Cihuy.
Niatnya mau hapus blog tapi ternyata ga bisa. Dari dalem hati pingin banget nuangin semua yang ada dalam otak ini ke tulisan. Cuma kalau di kertas capek aja gitu nulis manualnya (nulis pake bolpen gitu maksudnya). Apalagi banyak hal yang pingin aku ceritakan dan mengabadikannya. Dimulai dari travelling ke Labuan Bajo, Belitung, Pahawang, trus ada kejadian Rohingya dan banyak peristiwa lainnya yang ingin aku tulis. So, yaaaaa akan ku mulai dari sekarang untuk mencoba menulis kembali. Semoga bisa jadi pengingat diri, dan syukur kalau bisa jadi motivasi.
Oh ya, I'm not deleting my old post just make them into draft story saja. Happy blogging! :)
( susi octalana )
Membaca kalimat ringan ini,
"Aku benar-benar buta.
Tuli.
Dan bisu.
Aku tidak bisa melihat, dan mendengar apa yang benar-benar kamu rasakan. Yang aku lakukan hanyalah diam membisu. Tak bergerak hati ini untuk menanggapinya dengan serius."
membuatku menganggapnya sebagai alat cambuk bahwa tak selamanya seseorang bisa berjalan dengan keinginan dan tujuan yang sama. Dengan begitu apakah aku bisa marah? Pasti. Aku marah merasakan rasanya disia-sia kan setelah sekian lama. Cuma aku bisa apa. Sama sama manusia. Dengan pikiran yang abstrak dan berbeda. Menghela nafas panjang...
Belajar dulu yang giat.
Baca buku,
satu buku, dua buku, tiga buku,
sepuluh buku, dua puluh buku, tiga puluh buku,
Lihat dunia di sekelilingmu dengan pikiran yang adil.
Berikan keburukan di setiap kebaikan yang kamu lihat,
dan berikan kebaikan di setiap keburukan yang kamu lihat.
Sadarilah bahwa hitam adalah abu-abu yang sangat gelap dan putih adalah abu-abu yang sangat terang.
Mengertilah sekitarmu,
maklumilah sekitarmu.
Maka,
ketika seseorang menamparmu,
kamu tidak marah,
tetapi khawatir akan orang tersebut dan bertanya, "Ada masalah apa?"
ketika seseorang memakimu,
kamu tidak marah,
tetapi menyimak dengan seksama sembari kamu bersiap untuk memperbaiki diri.
Ketika kamu tidak lagi melihat dunia hanya dengan matamu,
ketika kamu mulai melihat dunia dengan matamu dan orang-orang di sekitarmu,
datanglah kepadaku.
Kemudian kita berbincang,
tentang diri kita, tentang dunia, tentang ide-ide dan imajinasi-imajinasi yang terpendam,
kamu kuajari,
aku kauajari,
menjadi teman,
menjadi sahabat.
Mengutip kalimat seorang stranger di internet (PalakieNevermore)
Sehingga, pengakhir kalimatmu tentang hari yang telah berlalu aku anggap sebagai awal kita memulai masing masing jalan kita. Aku menemukan perhentian baru sedang kamu dengan duniamu yang lalu.
"Sekali lagi, dengamu aku banyak belajar berbagai hal. Terima kasih atas segala kebaikan-kebaikan yang mungkin belum bisa aku balas. Namun aku yakin Sang Maha Penyayang tidak akan berdiam diri. Aku percaya itu."
Bye the old me, eh no no.
Hai the old me, are you ready to change to be the new one?
:)
Pssstt, blogging again. Cihuy.
Niatnya mau hapus blog tapi ternyata ga bisa. Dari dalem hati pingin banget nuangin semua yang ada dalam otak ini ke tulisan. Cuma kalau di kertas capek aja gitu nulis manualnya (nulis pake bolpen gitu maksudnya). Apalagi banyak hal yang pingin aku ceritakan dan mengabadikannya. Dimulai dari travelling ke Labuan Bajo, Belitung, Pahawang, trus ada kejadian Rohingya dan banyak peristiwa lainnya yang ingin aku tulis. So, yaaaaa akan ku mulai dari sekarang untuk mencoba menulis kembali. Semoga bisa jadi pengingat diri, dan syukur kalau bisa jadi motivasi.
Oh ya, I'm not deleting my old post just make them into draft story saja. Happy blogging! :)
Kota Tua - February 11, 2017 |
( susi octalana )
No comments:
Post a Comment