Pages

11.6.18

Aksara Yang Disalahkan

Kemarin disebuah toko buku
Aku terdiam dan terpaku
Melihat sebuah buku yang tak tersampul

Mengapa, pikirku
Tangan-tangan tak bertanggung jawab membuka itu
Tak membeli dan menghilang saja begitu
Pun, menjadi tak laku
Padahal jika kau tau
Kalimat indah yang tersusun
Seakan segera ingin tertunduk
Kemudian tenggelam dalam imajinasiku


Namun karena terobek itu
Menjadikannya harga turun

Aku bimbang dan ragu,
Bukan tentang buku,
tapi tentang diriku,

Akankah itu sepertiku,
Ataukah semua yang tak tersampul,
Ku tak tau

---------------------------------


Semua ingin kusalahkan
Tapi apa dan siapa yang harus kuluapkan amarah
Tak ada yang terbuka
Semua itu hanya ini yang tertuang
Tak ada satupun yang dipersalahkan
Karena akhirnya aku sendiri yang kalah
Karena akhirnya akulah sang masalah

10.6.18

Semakin jauh
Suara hati semakin gemuruh

Mungkin aku sudah rapuh
Menerima cerita yang tak utuh

Untuk kamu dan dia yang sudah menjadi satu
Terima kasih telah mengajarkanku membisu


- proud best friend -

24.5.18

Selalu Rindu Ramadhan

Hari ini hari Ramadhan ke-7 dengan backsound lagunya Sheila on 7. Hehee. Sedang berada di space tentunya. Sama mba Lidya yang terbaik lah pokok nya. Bantuin bikin es teh susu dengan mecahin es batu yang beku nya minta ampun.

Eh tapi ini bukan crita soal itu, ini tentang curhatanku tentang Ramadhan tahun ini. Dimana Menjalaninya seperti biasa. Bangung dari tidur ketika jam 3 pagi, menyiapkan sahur entah hanya makan oat dan susu maupun masak yang ringan terlebih dahulu, lalu ngobrol di meja tengah bersama teman seperantauan, kembali lagi ke kamar sambil menunggu adzan subuh, kalau sudah adzan baru solat dan baca Al-Quran sedikit demi sedikit, trus tidur. Biasanya kalau ga lucky nih, males bangun jam 6 buat kerja akhirnya jam 9 siang baru bangun. That's why, ngantor selalu nelat. Parah dan ga patut dicontoh. Kurang disiplin. Selalu dimarahi ibuku, "Sampean ini nduk, kudu bersyukur dapet kerja enak(artinya: Kamu ini sayang, harus bersyukur dapat kerja yang enak)"

No Execuse I know. :(

12.5.18

Prioritas - Mahasiswa tingkat Akhir


Aku mempelajari banyak hal ketika menjadi mahasiswa tingkat akhir. Hal tersebut adalah tentang mengatur sebuah prioritas. Aku menyadari bahwa ga semua hal bisa aku jalani dengan sempurna dan bebarengan. Aku harus memilih dan mengatur mana yang harus aku dahulukan.
Aku pernah bersikukuh untuk menjalani semuanya dengan optimis dan berharap sukses, tapi ternyata justru itu yang membuatku merasa kurang baik. Aku menjadi orang yang kurang fokus dan yang paling menyedihkan, aku tak menghiraukan sosial life ku.

Solusi yang aku tawarkan pada diriku sendiri adalah mengatur semua nya tergantung prioritas. Yang pertama, tetap pekerjaan. Sudah ada waktu lama untuk pekerjaan aku mengharuskan untuk SMART WORK. Man jadda wa jadda. Aku bersungguh-sungguh. Dari jam 10 pagi sampai 5 sore aku harus menghasilkan dan mengerjakan hingga selesai. Tidak terganggu kanan kiri.

Kedua, aku fokus pada Kuliah. Ini aku kerjakan minimal 2 hari sabtu dan minggu. Sedikit susah di part ini. Tapi aku akan berusahaa.
Ketiga, aku fokus pada keluarga, teman, dan partner. Untuk partnerku, aku sering kencan bareng dengan saling membantu mengerjakan tugas akhir kebetulan kami di masa-masa yang sama. Berguna bukan?
Keempat, aku prioritaskan untuk komunitas. Bukan menyampingkan, tapi toh hari rabu dan kamis sore ketika pulang kerja aku selalu mengunjungi space yang sudah aku anggap sebagai rumah keduaku :)

I hope everythings running well. But, Allah still the Good Planners, Right? :)


- susi octalana -