Pages

31.1.18

Dilan 1990 - Cerita yang Belum Selesai

Mencoba sedikit bercerita tentang pengalaman nonton Dilan 1990 di bioskop. Saya tidak kebiasaan review film sih, cuma kebetulan emang saya adalah pengikut ayahpidibaiq sejak masih sekolah. Itu adalah blog sebelum Dilan 1990 akhirnya menjelma menjadi tiga buku (Dilan 1990, Dilan 1991, dan Milea). Jadi, saya ada keinginan untuk mereview pengalaman saya menikmati film Dilan 1990 yang akhirnya menjadi hits di semua kalangan. Baik anak jaman old maupun anak jaman now tahun 2018 ini.

http://ayahpidibaiq.blogspot.com/

Prolog
Ya, jadi awalnya saya penasaran dengan Dilan karna dulu semasa sekolah ada secuil teman yang mebahasnya. Saya adalah anak generasi SMA tahun 2011 an. Mereka bilang itu akan menjadi sebuah novel. Akhirnya saya memutuskan untuk mengikuti blog nya. Beberapa waktu mengikuti, saya suka dengan cara cerita Pidi Baiq. Ringan dan tenang. Saya terbawa suasana. Bagaimana tidak, saat itu saya juga sedang menjadi anak SMA. Paling tidak, meski tidak latar belakang yang sama tetapi waktu yang membuat saya dan cerita tersebut menyatu. Saya mendalami karakter Milea saat itu.
Sekarang, saya membayangkan karakter Milea kembali. Mencoba mendalami nya kembali di saat sekarang, disaat saya sudah tidak lagi menjadi anak SMA. Dan saya menyimpulkan secara pribadi saya ga ingin seperti dia. Coba baca buku yang kedua jika ingin tau. Atau, coba sadari dari awal novel atau film itu di mulai. Dia sedang flashback ke masa-masa SMA dimana dia sudah memiliki suami. Dia menulis Dilan, cinta masa lalu nya ketika sudah memiliki seorang suami mas Hendri. Menurutku itu sepertinya ada yang janggal. Ada hal yang sepertinya belum diselesaikan antara Dilan dan Milea.

Btw, saya pernah bertemu dengan Om Pidi Baiq pada sebuah acara di Grand Indonesia. Banyak yang menanyakan, apakah ini karakter asli atau tidak, dan dia hanya tersenyum malu dan mengalihkan pembicaraan. Aku susah menyimpulkan apakah ini cerita nyata atau tidak. Apalagi, di Blog. Dia terkesan menceritakan Pidi Baiq sendiri dimana itu adalah dirinya sendiri. Sekali lagi, coba lah buka blog nya. Tetapi dari cara pembawaan Pidi Baiq berdialog di panggung waktu itu, entah mengapa saya merasa seperti dialah sosok jelmaan Dilan versi old yang terbalut dengan wajah seriusnya. Karna saya akui, ekspektasi saya dengan Dilan adalah anak SMA yang ganteng sekali. Lalu, sebelum cerita itu menjadi sebuah film, ada sebuah percakapan entah aku tau ini darimana entah blog entah saat dialog Pidi Baiq kala itu.
Di sebuah negara The PanasDalam (negara buatan Pidi Baiq di sebuah cafe di Bandung. Haha. Gila memang)
Dia bilang jika saat itu tiba tiba dia merasakan seperti bertemu dengan sosok Milea di negrinya.
"Milea?" kata Pidi Baiq.
"Hah?" Vanesha terkejut.
"Kamu mirip Milea" saat itu lah akhirnya Milea telah ditemukan dan diputuskan karakternya.

Tapi, overall aku suka dengan Dilan 1990. Cerita itu membuatku kembali ke masa-masa SMAku. Masa-masa dimana aku masih bermain imajinasi pada cinta pertamaku. Nonton film nya aku juga dengan kekasihku, tetapi aku hanya tersenyum melihat bagaimana Iqbal CJR yang memerankan Dilan dengan begitu unik. Setidaknya, kurang lebih sama dengan apa yang aku ekspektasikan dari novel. Lagian, di Dilan ini bukan soal gombalan-gombalannya saja. Karna menurutku, Dilan adalah unik. Bagaiamana cara dia mencintai seorang wanita yaitu Milea. Tidak melulu soal bagaimana mendapatkan pujaan dengan seusatu yang mahal. Dilan menunjukkan dengan kesederhanaan dan cara-cara yang akhirnya membuat dia selalu diingatlah yang bisa menarik Milea. Dan aku rasa, sudah tidak ada kisah seperti itu di jaman sekarang. Perjuangan Dilan yang telfon menggunakan telfon umum terganti dengan smartphone. Perjuangan keingintahuan Dilan dengan tanggal lahir Milea atau profil Milea yang lain sekarang tergantikan oleh teknologi informasi. Apalagi ada instagram tuh. Semuanya sekarang sudah tidak ada dan jarang sekali mungkin.

Nb:
Terima kasih Pidi Baiq. Terima kasih Pemeran Dilan 1990. Terima kasih semua tim yang bisa membentuk karakter dalam Blog dan Novel Dilan 1990 menjadi terkesan nyata. Terima kasih tidak mendramatisir semua yang tidak ada di novel menjadi di ada ada kan. Penilaian saya terhadap Film Dilan 1990 adalah 9/10. :) Semoga Dilan 1991 segera di produksi haha.
Karna sempurna hanyalah milik Allah. :D

(susi octalana - 2018)

No comments:

Post a Comment