Pages

16.10.17

2 Weeks Drink Bear Brand - [Updated For 2 Weeks]

Kalau ada temen deketku yang udah paham aku pasti mereka tau kalau aku ga suka susu putih sejak kecil. Bukan ga suka susu ya, tapi special ke susu putih. Biasanya kalau minum susu, aku minum susu coklat. Sempet juga ga suka keju, karna ada kandungan susu putih nya, akhirnya bisa suka karna terbiasa makan keju di roti. Makanya aku pingin challenge untuk diriku sendiri, selama 2 minggu penuh menyisakan uang 10ribu rupiah untuk beli susu Bear Brand. Why Bear Brand ? Karena kata orang-orang yang normal meminum susu putih, rasa dari susu bear brand tidak begitu terasa eneg. Ok, challenge dimulai!


Challenge ini dalam tahap menyukai hal hal yang ga aku sukai sejak kecil. Niatnya emang biar terbiasa tertantang aja menjalani hari hari juga sebagai target usia baru hidup sehat (poin 10, Disiplin!)

Day 1 - Deg Deg an Tahap Awal



Awalnya beli itu udah ragu, 'ya ga yaaa', 'lanjut challenge ga yaaa'. Ya bayangin aja, selama bertahun tahun ga pernah minum susu putih bahkan ga suka harus dipaksa minum susu putih selama 1 minggu berturut turut. Tapi akhirnya kebeli juga sih beserta susu coklat kalo ternyata di mulut masih terasa eneg efek susu putih. Awal awal tegukan pertama aku eneg banget karna rasanya kerasa susu gitu. Pas tahap kedua, aku memutuskan memindahkan susu di gelas dan meminumnya tanpa bernafas. Hahaaa. Kolot banget ya, kaya minum obat trus ditutup hidungnya biar ga kerasa pait.

15.10.17

23! 1994 Generation!

Well, well. YES!
Usiaku bertambah lagi. Ga bahagia juga ga sedih. STDR ajah.
Tapi yang perlu aku menekankan pada diri sendiri adalah bersyukur pada Allah Yang Maha Kuasa. Ketika masih memberikan kesempatan untuk belajar kembali di dunia. Untuk menyiapkan diri ketika nanti bertemu dengan-Nya.

Apa target baru di usia baru?

1. Pingin banget makin deket sama Allah. Dengan cara sholat tepat waktu, rajin baca Al-Quran, berusaha menjauhi larangannya (especially riba'), meluangkan lebih banyak waktu dengan Allah, konsisten Dhuha dan berdzikir dimanapun berada. Bismillah semoga ini bisa. :)
2. Ingat selalu sama ibu-bapak. Makin sering komunikasi dan selalu ada untuk mereka.
3. Berguna untuk orang sekitar, teman, saudara, rekan kerja, bahkan orang-orang baru (seperti supir ojek, dll).
4. Lulus S1.
5. Daftar S2.
6. Travelling! Kunjungi 5 pulau besar di Indonesia. Yang belum, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua.
7. Mencoba minimal 1 cap passpor.
8. Menabung!
9. Perbanyak ilmu. Belajar hal baru, minimal menambah wawasan 1 bahasa baru. Bismillah.
10. Disiplin!

Sementara itu dulu kali ya.

Surprise ?

Hmm.
Ada.

Dari teman kantor dan teman kos.
Mereka awesome banget sih sumpah! Padahal aku dah wanti wanti in jangan kasi surprise tapi mereka tetep kekeh aja ngasi surprise. Haha.
Sebenarnya aku takut bagaimana aku bereksrepsi, yaa thats the big problem of introvert person.


Location : Holy Crab
Disini aku mulai dikerjain sejak perjalanan dari kantor menuju tempat makan. Disuruh cepet cepet bawa KTP karena kebetulan yang reserve tempat aku. Maksudnya atas namaku. Aku dah bingung kan, kok tumben sih reserve tempat pake KTP segala, bahkan kak Minami juga bingung kenapa musti pake KTP. Aku ngoceh aja di jalanan.
Pas udah nyampe, mereka (yang cowo cowo dah dateng duluan) minta KTP ku, trus Mas Aji liatin KTP ku.
"eh Suuusiii, ulang tahuuun. Ciyeeee. Di bayarin Susi nih"
Fix. Udah firasat dikerjain. Huft. Akhirnya KTP ku dimintain mas mas gitu deh buat dapet treat Birthday. Notes ya, tempat yang memberikan free gift birthday di Jakarta atau gratis makanan ulang tahun di Jakarta yaitu HolyCrab. Atau sebenarnya ada lagi sih, yaitu HolyCow. Dia dapet Chicken burger gede banget. Ga perlu reserve juga.



Location : Telkomsel Smart Office
Kenapa disini? Ya karena ini tempat kerjaku haha.
Dapet surprise nya dadakan pas aku banyak banyak nya task kerjaan. Ada suara dari kejauhan "Happpyyy Birthdaaay To Youuuu...", nyanyi lagu itu tuuuh yang defaultnya Happy Birthday. Tiba-tiba udah ada kue yang diberikan ke aku dari belakang, and theeen, ekspresiku datar banget. Aku masih bingung ini orang orang kekeh banget kasi surprise hahaa. But I love it! Pencitraan foto bareng biar aku seneng yaa. Hahaaa


8.10.17

haruskah menjadi cantik?


Terkadang, khususnya untuk perempuan, kecantikan bisa menjadi tambahan nilai untuk beberapa hal. Seperti untuk tes pekerjaan ada beberapa perusahaan yang menitik beratkan pada rupa. Pernah bukan membaca lowongan pekerjaan yang tertulis persyaratan "berpenampilan menarik"?
Sebenarnya, tuntutan wanita harus cantik merupakan opini yang sudah ada sejak dulu.
Yang jadi pertanyaan adalah apa arti cantik sesungguhnya atau bagaimana cara untuk menjadi cantik itu sendiri?
Kulit putih? Rambut panjang? Alis sulam?
Kalau seperti itu dasarnya, ingin menjadi cantik atau menjadi orang lain?

Bahwasannya pendapat orang tentang cantik itu berbeda-beda, itulah mengapa kita harus paham betul apa cantik versi kita. Aku sendiri menganggap cantik itu jika seorang wanita tampil elegan dengan aura yang memancar, berjalan dengan tegap dengan pakaian super rapi, dan tanpa bau badan. :)
Tetapi aku mulai memahami beberapa hal, pengertian cantik menurutku diatas berhubungan dengan nafsu manusia. Sehingga, aku sedikit demi sedikit terpikir bahwa wanita itu cantik itu dari hati.
Cantik yang sesungguhnya itu tampil elegan dengan aura yang memancar, kecerdasan dan kerendahan hati yang berpegang teguh pada akhlak mulia. Kalau hanya tampilan luar saja, orang akan menilai kecantikan dengan nafsu mereka akan tetapi jika kita juga membangun kecantikan dari dalam hati, InshaAllah masyarakat akan melihat wanita dengan martabat yang tinggi. Amiin.

Oh ya, cara jadi wanita cantik itu mudah kok, kalau kita bisa mengerti maksud dari arti cantik itu sendiri. Dari pendapatku tentang pengertian cantik diatas, aku menyebut diriku cantik dari hati jika:

- Memulai semua dari Hati
Aku mulai mencintai diriku sendiri. Bersyukur atas segala sesuatu yang telah diberi oleh-Nya juga merawatnya. Jadi, sebenarnya jika ada wanita yang ke salon kecantikan untuk perawatan, menurutku jangan dipandang negatif dulu menghabiskan banyak uang. Kemungkinan besar, mereka bersyukur atas ciptaan-Nya dan merawatnya dengan baik. Nah, jika yang belum mampu untuk ke salon kecantikan, merawat diri di rumah juga tidak kalah baik.
Aku pernah melihat quotes dalam sebuah drama film yang intinya "Tidak ada wanita buruk di dunia ini, yang ada adalah wanita pemalas"
So, let's think about it!


- Mengeluarkan Aura Cantik dengan tersenyum
Dunia adalah perhiasan, sebaik baik nya perhiasan dunia adalah wanita Sholihah
Nah, HR Muslim tersebut kita sudah sering banyak mendengarnya bukan? Untuk itu kita harus menjaga kehormatan kita dengan baik. Karna itu adalah inti dari kecantikan kita. Tak perlu dengan kosmetik tebal, kulit plastik, dan hidung mancung. Secara hadits saja, kita adalah perhiasan. Cukup gunakan make up sederhana sesuai sunnah Rasul yaitu tersenyum ikhlas.
Tersenyumlah

6.10.17

Terbiasa Hidup Di Zona Nyaman - Bayangan Jakarta Di Bom

Siang siang disamperin oleh mas Kantor. Tiba-tiba dia menanyakan hal yang sebelumnya sudah pernah aku bayangkan. Dia bertanya kepadaku "apa jadinya ya sus (satu satu nya yang manggil aku susi di kantor), kalau misalkan di situ, bakalan di jatohin bom atom seperti di Hiroshima dan Nagasaki"
Dia nunjuk di pemukiman warga dan juga gedung gedung tinggi di sebelah kantorku. Kurang lebih penampakannya seperti berikut.



Aku diam sejenak, aku berpikir dalam waktu sekitar 3 detik lalu kemudian menertawakan ucapannya. "Hahahahaaa..." dan aku yakin, pasti dia sekarang sedang membaca tulisan ini. "Kalau mau tau jawabannya, coba ntar aku tulis. Aku tak mikir dulu"

4.10.17

Ada Yang Salah Jika Semua Terasa Murah

Belanja pakaian sebulan sekali? Ok.
Belanja merk papan atas? Ok.
Makan mahal di Mall tiap hari? Ok.


Serius, itu ada yang salah sama kamu jika merasa apa yang kamu beli itu murah. Makan di mall dengan harga 50ribu dimana dengan menu yang sama, lebih enak dan lebih banyak di warung pinggiran seharga 20ribu lalu terasa biasa aja, I swear that's something wrong with us. Kecuali nih ya, kalo emang itu sekali dua kali dalam sebulan. Tapi kalau keterusan? Ditambah tanpa ada beban sama sekali, waaaaw, RICH PEOPLEEE! (dalem hati: Amiiin).

Penyebab ingin menulis ini gegara temanku yang chat dan sedih banget harus makan bareng di sebuah mall dengan level kemahalan tingkat ke dua di restoran itu. Ini nih, sifat yang jarang banget aku temuin buat anak-anak sosial. Haha. Saat itu pula, aku ke-flashback ingatan ketika masih sekolah dasar di sebuah perkampungan di Malang. Bisa dibilang, aku dulu itu orang yang gatau apa apa soal produk baru atau sesuatu yang sifatnya hiburan. Makanya kalau sekarang di tahun 2017 ini ada temen-temenku yang bilang "lo itu kan dulu mainan ini, itu kan aku pernah punya, dan lain lain", jujur aku gatau itu apa. Bahkan 'tamagochi' permainan se hits itu aku dulu ga punya. Kenangan masa kecil ku kayaknya kurang banyak. Huhu. Juga nih, aku terbiasa dengan menggunakan barang yang dibelikan orang tua ku dan aku pakai terus menerus hingga rusak. Misal, Sepatu sekolah warna hitam merk ATT, Carvil, atau HomyPed yang dibeli di pasar deket rumah. Tau sendiri kan itu harganya berapa. Aku hanya punya satu itu saja untuk aku pake ke sekolah. Aku beli lagi atau dibelikan kembali kalau sudah rusak, bener bener bolong dan ga berbentuk yang ga bisa diperbaikin lagi. Karna itu dibelikan orang tuaku, otomatis aku gatau tuh harga sepatu berapa an. Berlaku juga untuk tas, tempat pensil (tepak), baju, dan celana. Pokoknya semua barang yang bisa beli lagi kalau sudah rusak.

Selang beberapa tahun, ketika akhirnya aku masuk remaja atau SMA, aku merantau ke kota Malang. Walaupun cuma 1 jam perjalanan naik bus atau kereta, tapi kehidupan sangat berbeda sekali dengan kampungku. Aku mulai kenal dengan teman teman yang secara look, lumayan waaw lah. Disini aku mulai tau harga sepatu, harga tas, harga baju, dsb. Aku mulai tertegun ketika teman temanku membeli itu semua sewaktu waktu. "Kalau ada yang suka, ya beli". Segampang itu kah?

Oke, mereka emang dari keluarga yang bisa di bilang berkecukupan banget dan itu pun juga hak hak mereka membeli barang barang itu semua. Cuma yang aku sesali disini adalah aku ikut mengalir dengan mereka dan terbiasa dengan harga harga yang terlampir pada barang barang itu. Sekali, aku merasa menyesal membeli sebuah sepatu yang tidak sesuai dengan peraturan sekolahku. Aku masih inget merk apa. Kedua kali, aku membeli baju lengan panjang. Ketiga, Keempat, dan seterusnya aku sudah mulai tidak merasa harga harga yang terpampang itu berarti. Mindset ku sudah mulai, "Kalau ada yang suka, ya beli". Akibatnya, aku sering hemat hemat buat beli apa yang aku pengen in. Ini berangsur hingga aku kerja tahun-tahun awal di Jakarta. Kota yang lebih kota banget dari kota Malang.